Sabtu, 30 April 2011

Bahan Penelaahan Alkitab III


Kebenaran yang Memerdekakan
Yohanes 8 : 30-36

1.      Bangsa Yahudi mempunyai kebanggan tersendiri atas keberadaan mereka sebagai pilihan Allah. Namun keadaan bangsa ini pada zaman Yesus sangat berbeda jauh dengan kebanggan tersebut. Keadaan sosio-politik dan keagamaan mereka berada dalam keadaan yang porak-poranda. Penjajahan Romawi telah merampas kemerdekaan dan mertabat mereka sebagai bangsa dan melahirkan berbagai bentuk penindasan dan penderitaan. Lembaga keagamaan yang ada tidak banyak menolong, selain menambah kesulitan dengan berbagai penafsiran hukum yang lebih bertujuan untuk memuaskan Taurat daripada memenuhi kebutuhan manusia. Para pemimpin agama cenderung menggunakan agama sebagai alat untuk mempertahankan status mereka. Dalam keadaan sedemikian, maka bisa dibayangkan bahwa rakyat jelatalah yang selalu menderita.
2.       Ditengah-tengah keadaan seperti itulah kita melihat kehadiran Yesus yang dengan Jelas menunjukkan: Ia datang untuk menyatukan diriNya dengan orang-orang yang menderita. Dan sejalan denganitu, Ia datang untuk memperjuangkan kehidupan dan penghidupan mereka. Nas ini diawali dengan kalimat: “Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepadaNya.” Timbul pertanyaan apa yang dikatakan oleh Yesus? Dalam ayat sebelumnya (21-29) ada perdebatan antara Yesus dengan orang-orang Yahudi tentang keberadaanNya yang sesungguhnya. Yesus menjelaskan bahwa Dia bukan berasal dari dunia ini dan Dia juga akan pergi ketempat yang tidak mungkin manusia datang.
3.      Selanjunya Yesus menjelaskan siapa Dia sebenarNya, apa tugasNya dalam dunia ini dan siapa yang mengutusNya ke dunia ini. Dan Ia yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepadaNya (ayat 29). Pertanyaan Yesus tentang diriNya membuat orang percaya kepadaNya bahwa dia adalah Anak Allah, yang ditugaskan untuk memberitakan kebenaran dan kebenaran itu yang memerdekakan dunia ini.
4.      Yesus mengatakan kepada orang-orang Yahudi yang sudah percaya: “Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekaan kamu.” (ayat 31-32). Kemerdekaan hanya dapat diperoleh dengan mengetahui kebenaran yaitu Yesus Kristus. Mengetahui kebenaran hanya dapat diperoleh dengan menjadi Murid Yesus dan tetap berada didalam FirmanNya.
5.      Ketika seorang sudah benar-benar menjadi murid Yesus, dia akan mengetahui kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakannya dari belenggu hiupnya. Yesus mau menjelaskan bahwa tidak seorang pun yang dapat membebaskan dirinya sendiri. Kebenaran itu hanya dapat diketahui ketika seseorang itu tetap dlam Firman Yesus (ay 31). Keegoisan orang Yahudi membuat kebenaran dan kemerdekaan yang sesungguhnya telah hilang dari kehidupan mereka sehingga mereka tidak mendapatkannya. Mereka menyangka bahwa kelahiran mereka sebagai keturunan Abraham membuat mereka otomatis merdeka, “Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapa pun (ayat 33).” Orang Yahudi merasa selalu benar dihadapan Tuhan dan tidak pernah diperbudak siapa pun. Pada hal sesungguhnya orang Yahudi tidak mendengar apa yang Tuhan perintahkan kepada mereka dan sering melanggar perintah Tuhan sehingga mereka jatuh ke dalam dosa. Melalui nas ini Tuhan Yesus mau menjelaskan bahwa Dialah kebenaran yang memerdekakan setiap orang yang percaya kepadaNya. “Sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa adalah hamba dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah tetapi anak tetap tinggal di dalam rumah.” Mereka yang berbuat dosa, keturunan Abraham atau bukan, adalah hamba dosa. Pembebasan dari hamba dosa hanya dapat diperoleh dalam dir Yesus Kristus sendiri.
6.      Bahan diskusi :
a.       Apa pesan Tuhan Yesus dalam nas ini kepada orang-orang percaya?
b.      Apakah kita dapat memerdekakan diri kita sendiri? Kenapa? 
c.   Bagaimana kita memahami kemerdekaan yang Tuhan berikan kepada kita?
d.   Dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar