Minggu, 08 Mei 2011

Ev. Matius 2: 19 - 23; Ep. Mazmur 20: 1 – 10

Melakukan Apa Yang Diperintahkan Allah!
Saudaraku yang terkasih! Sesuai dengan kalender baru, maka kita akan menghadapi tahun ini 365 hari. Setiap hari-hari itu, harus kita isi dan kita amati. Bagaimana kita mengamatinya? Bagaimana kita mengisinya? Dengan kesukaan atau dengan keluh-kesah? Dengan perbuatan baik atau dengan tingkah laku buruk? Masih akan hidupkah kita sampai akhir tahun ini, ataukah mungkin kita akan menghadapi maut? Siapakah memberi sesuatu kepastian? Atau darimanakah kita dapat memperoleh kepastian? Apakah kita tertolong dengan pidato-pidato sambutan “Selamat Tahun baru” yang diucapkan dimana-mana saja, seperti pada resepsi, atau didepan corong atau tertulis dalam surat kabar? Betulkah astrolog-astrolog atau peramal dapat memberi sesuatu kepastian dengan ramalan-ramalan mereka?
Marilah kita mengikuti yang lebih baik dan kokoh. Artinya yang betul-betul memberi pegangan, sehingga kita tertolong, dengan berani dan bersemangat kita mengisi dan mengamati hari-hari yang akan datang itu. Agar dengan teguh iman kita mau menerima masa depan yang ditanggungkan Allah kepada kita.
Ada tiga hal yang perlu kita lakukan disaat kita mengisi hari-hari kita di tahun ini, yaitu:
1.       Berpegang kepada yang pasti, yaitu: Melakukan apa yang diperintahkan Allah. Kita harus belajar dari bagaimana Yusuf “Bangun” mengambil Anak itu serta ibuNya dan berangkat ke tanah Israel. Ia sungguh-sungguh melakukan apa yang diperintahkan Allah tanpa pamrih. Demikian juga kita, harus “Bangkit” dan “Bangun”, tidak statis atau pasif, melainkan haru aktif membawa keluarga dan anak-anak kita untuk bersekutu dengan Tuhan. Sama-sama melakukan apa yang diperintahkan Allah kepada kita.
2.   Kita harus percaya, bahwa Allah akan senantiasa menjaga dan melindungi kita. Dalam hal ini, kita dapat mengetahui bahwa Allah senantiasa menjaga dan melindungi setiap orang yang dikasihiNya dan Ia mengetahui cara yang terbaik untuk menggagalkan semua rencana orang jahat dan menyelamatkan setiap orang yang setia kepadaNya dari tantangan orang-orang yang hendak mencelakan kita.  
3.   Mau memperjelas identitas dan jati diri kita sebagai orang Kristen. Seperti Yusuf dan keluarganya bersedia meninggalkan Yudea dimana Yesus dilahirkan, sekalipun tempat itu tempat yang terhormat, tetapi Yesus tidak tetap tinggal di sana harus dibawa ke Galilea yang disebut dengan tempat yang hina, disitulah Yesus dibesarkan. Hal ini memang tidak masuk akal, tetapi demikianlah rencana Allah supaya genap FirmanNya yang disampaikan oleh nabi-nabi, bahwa Ia akan disebut: Orang Nazaret. Kita juga harus dinyatakan dunia ini, sebagai pengikut Kristus yang setia jika kita sungguh-sungguh menunjukkan identitas dan jati diri kita yang setia percaya dan mengikut Kristus.
4.  Saudaraku yang terkasih! Kepada kita telah diberikan Firman Tuhan sebagai pedoman hidup kita menjalani hidup ini. Ini adalah suatu kepastian, yang tidak mengecewakan. Penyertaan Tuhan akan menyelamatkan kita dari keruwetan dunia ini, ditengah-tengah ketidakpastian masa depan, bersinarlah suatu cahaya terang-benderang, sehingga jalan hidup kita selalu jelas dan nyata. Karena itu, marilah kita menghayati dan mengisi setiap hari yang akan datang dengan kuasa Firman Allah. Sambil berjalan, berusahalah membawa keluarga, saudara-saudara kita untuk memperoleh keselamatan dari Yesus Kristus Tuhan kita.
Selamat Tahun Baru bagi kita semua. Amin.    
Doc: Grh. Letare Hutabarat/HKBP Sukajadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar