Minggu, 08 Mei 2011

Ev. Matius 26: 6 - 13; Ep. Yohannes 3: 14 - 15

“Persembahkanlah yang terbaik bagi Yesus”
Saudaraku yang terkasih! HEMAT, itulah kata yang selalu diajarkan, dihimbaukan, diingatkan kepada kita belakangan ini. apakah bapak, ibu dan anak-anak masih tahu arti dalam bahasa Batak tentang HEMAT? Kepada anak-anak diajarkan slogan: Hemat pangkal kaya. Untuk melestarikan alam, kita diminta hemat BBM, hemat listrik, hemat air, hemat kertas. HEMAT – HEMAT dan HEMAT.
Tuhan Yesus nampaknya membiarkan terjadi “Pemborosan”. Ketika itu, Yesus berada di Betania, dijamu di rumah Simon orang kusta itu. Saat itulah datang seorang perempuan yang bernama Marta, adik perempuan Lazarus yang dibangkitkan Yesus dari mati. Perempuan ini membawa parfum murni yang sangat mahal, seharga 300 dinar, gaji seorang pekerja dalam setahun (sekitar 20 – 30 juta rupiah sekarang). Lalu mencurahkan seluruh parfum murni itu ke atas kepala Yesus, sebagai suatu persiapan untuk penguburan Yesus. Melihat keadaan ini, langsung semua orang bereaksi: Gusar, memprotes – malah marah. Mengapa? Karena perbuatan itu dianggap sebagai pemborosan. Apa tidak sebaiknya itu dijual dan uangnya dibagi-bagikan kepada orang miskin? Tetapi aneh, Tuhan Yesus justru membela si perempuan ini dan mengatakan: “Ia telah melakukan suatu perbuatan yang baik padaKu”. Perbuatan perempuan ini akan terus disebut, untuk mengingat. Artinya layak untuk ditiru dan dibudayakan. “Kok bisa ya, pemborosan kok di tiru”. Mungkin itu pertanyaan kita. Sebenarnya, mengapa Tuhan Yesus membela “Pemborosan” (tanda kutip) ini?
Marilah kita lihat selanjutnya alasan Tuhan Yesus: Karena perbuatannya itu adalah ungkapan dan tindakan rasa kasih, syukur dan terimakasihnya kepada Yesus. Bila dia adalah Maria, memang dia harus berterimakasih karena Yesus telah membangkitkan abangnya Lazarus dari Mati. Sehingga berapa-pun yang mereka “Boroskan” atau “Tumpahkan” kepada Yesus, itu belum seberapa bila dibanding dengan apa yang telah Tuhan Yesus perbuat bagi mereka. Itulah yang diizinkan Yesus. Itulah yang dipuji Yesus. Karena tidak ada kata “Pemborosan” untuk sebuah perbuatan kasih, syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus.
Perbuatan yang didasari kasih dan ucapan syukur tidak pernah berkalkulasi. Perbuatan kasih selalu mengatakan: “Masih kurang dan masih kurang”. Jangan pernah berhitung untuk memperoleh Penebus dan Raja kehidupan di dalam Yesus. Apa gunanya kita memperoleh segala kekayaan dunia bila kita tidak memperoleh Yesus sebagai Penebus dan Raja kehidupan itu. Jangan pernah berhitung, berhemat, tetapi harus rela “Memboroskan” atau “Menumpahkan” segala milik kita untuk tugas memberitakan Injil, bahwa Yesus telah datang sebagai Raja kehidupan. Inilah yang menjadi pergumulan kita sekarang. Mengapa untuk tugas Pekabaran Injil kita sangat pelit, dengan segala macam dalih? Padahal itulah tugas utama kita? Mari pikirkan! Pilih dan gunakan kesempatan yang baik untuk memberi, untuk berbuat baik.  
Saudaraku yang terkasih! Minggu Palmarum ini menyerukan serta mengajak kita: Mari “Boroskan” atau “Tumpahkan” segala milikmu untuk: Memperoleh Yesus Sang Penebus dan Raja kehidupan; Menunjukkan kasih kita kepada Tuhan Yesus; Memberitakan Yesus. Janganlah terlambat, pergunakan waktu yang tepat untuk menyambut dan melayani Yesus. Amin.
Doc: letarehutabarat@yahoo.com-hkbpsukajadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar